Ekonomi Gender: Ketimpangan Gender dalam Partisipasi, Penghasilan, dan Kesejahteraan Ekonomi
Ekonomi gender adalah bidang studi yang menganalisis peran gender dalam perekonomian. Bidang ini mencakup berbagai topik, termasuk ketimpangan gender dalam partisipasi angkatan kerja, upah, dan kesejahteraan ekonomi.
Ketimpangan Gender dalam Partisipasi Angkatan Kerja
Salah satu bentuk ketimpangan gender yang paling menonjol adalah ketimpangan dalam partisipasi angkatan kerja. Di seluruh dunia, perempuan cenderung memiliki tingkat partisipasi angkatan kerja yang lebih rendah daripada laki-laki. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tanggung jawab pengasuhan anak, diskriminasi gender, dan kurangnya akses terhadap pendidikan dan pelatihan.
Di Indonesia, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan hanya sebesar 51,3%, jauh lebih rendah daripada tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki yang sebesar 83,1%. Hal ini berarti bahwa hanya sekitar setengah dari perempuan Indonesia yang bekerja atau mencari pekerjaan, sementara hampir seluruh laki-laki Indonesia bekerja atau mencari pekerjaan.
Ketimpangan Gender dalam Upah
Ketimpangan gender dalam upah juga merupakan masalah yang serius. Di seluruh dunia, perempuan cenderung memperoleh upah yang lebih rendah daripada laki-laki, bahkan untuk pekerjaan yang sama. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk diskriminasi gender, segregasi pekerjaan, dan kurangnya akses terhadap pendidikan dan pelatihan.
Di Indonesia, kesenjangan upah antara perempuan dan laki-laki mencapai 20,8%. Artinya, perempuan Indonesia memperoleh upah rata-rata 20,8% lebih rendah daripada laki-laki Indonesia. Kesenjangan upah ini terjadi di semua sektor pekerjaan, termasuk sektor formal dan informal.
Ketimpangan Gender dalam Kesejahteraan Ekonomi
Ketimpangan gender dalam partisipasi angkatan kerja dan upah memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan ekonomi perempuan. Perempuan cenderung memiliki tingkat kemiskinan yang lebih tinggi daripada laki-laki, dan mereka juga cenderung memiliki tingkat tabungan dan investasi yang lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa perempuan cenderung memiliki pendapatan yang lebih rendah dan lebih sedikit kesempatan untuk bekerja.
Di Indonesia, tingkat kemiskinan perempuan mencapai 11,2%, lebih tinggi daripada tingkat kemiskinan laki-laki yang sebesar 9,8%. Hal ini berarti bahwa perempuan Indonesia lebih rentan terhadap kemiskinan daripada laki-laki Indonesia.
Upaya Mengatasi Ketimpangan Gender dalam Ekonomi
Ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketimpangan gender dalam ekonomi. Beberapa upaya tersebut antara lain:
- Meningkatkan akses perempuan terhadap pendidikan dan pelatihan.
- Mendorong perempuan untuk berpartisipasi dalam angkatan kerja.
- Menerapkan kebijakan yang mendukung perempuan yang bekerja, seperti kebijakan cuti melahirkan dan pengasuhan anak.
- Melakukan kampanye untuk mengubah norma-norma gender yang diskriminatif.
Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, kita dapat menciptakan ekonomi yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi semua orang, terlepas dari gender mereka.