DKI Jakarta (ANTARA) – Produsen mobil dalam seluruh bumi satu di antaranya yang mana berbasis pada Amerika Serikat (AS) harus bersiap-siap menghadapi kesulitan keuangan selama bertahun-tahun apabila presiden terpilih Donald Trump memenuhi janjinya untuk memberlakukan tarif impor baru, menurut para analis.
Perusahaan-perusahaan mobil Eropa serta Amerika dapat mengalami penurunan laba tahunan sebesar 17 persen lantaran prospek tarif yang mana diberlakukan terhadap barang-barang yang digunakan masuk ke Amerika Serikat dari Meksiko lalu Kanada, demikian menurut para ahli dalam S&P Global, diambil Carscoops, Hari Sabtu (30/11).
Bahkan, beberapa merek diprediksi dapat mengalami penurunan laba lebih besar dari 20 persen.
S&P mengutarakan bahwa produsen mobil yang digunakan paling rentan adalah GM, Stellantis, Volvo, kemudian Jaguar Land Rover, yang digunakan berisiko kehilangan lebih banyak dari seperlima laba EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) alias nilai pendapatan sebelum dikurangi bunga, pajak, depresiasi, juga amortisasi.
Baca juga: Hapus kredit pajak EV, Trump akan segera izinkan pengeboran gas lalu minyak
VW juga Toyota dapat kehilangan antara 10 lalu 20 persen dari keuntungan mereka, sementara BMW, Ford, Mercedes, lalu Hyundai-Kia dapat mengalami penurunan sebesar 10 persen atau lebih banyak rendah.
Trump baru akan menjabat pada Januari 2025, namun awal pekan ini ia berjanji salah satu pekerjaan pertamanya adalah mengenakan tarif 25 persen untuk semua barang yang digunakan diimpor dari negara-negara tetangga Amerika, meskipun AS, Kanada, juga Meksiko telah terjadi bergabung pada Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).
Trump memaparkan bahwa bea masuk ini merupakan respons terhadap jumlah agregat obat-obatan terlarang kemudian migran yang tersebut melintasi perbatasan kemudian pasca diberlakukan, akan permanen berlaku hingga Meksiko serta Kanada menindak tegas pelanggaran perbatasan.
Jika Trump permanen pada pendiriannya, ini adalah kabar buruk bagi beberapa produsen mobil, diantaranya GM, Ford, dan juga Stellantis, yang semuanya menciptakan mobil untuk konsumsi Amerika Serikat di luar Amerika Serikat.
Begitu juga dengan merek-merek Eropa seperti BMW juga VW, yang dimaksud menurut S&P juga dapat (dalam skenario terburuk) menghadapi tarif 20 persen untuk kendaraan yang diimpor ke Negeri Paman Sam dari Eropa.
Stellantis mempunyai kapasitas cadangan untuk memindahkan semua produksi luar negerinya ke AS.
Semua merek yang dimaksud mempunyai pabrik dalam Amerika Serikat dan juga S&P menghitung bahwa Ford, GM, serta Stellantis secara teoritis dapat memindahkan semua produksi luar negeri mereka ke kedudukan mereka itu di dalam Negeri Paman Sam yang dimaksud kurang digunakan.
Stellantis mempunyai tingkat pemanfaatan ke bawah 50 persen, kata laporan itu, sementara GM serta Ford mempunyai kelebihan kapasitas hingga 1 jt unit.
VW, BMW dan juga Mercedes akan merasa lebih lanjut sulit untuk melakukan produksi 'di darat' dari Meksiko, tetapi bahkan merekan yang digunakan dapat melakukannya harus mengeluarkan banyak uang untuk memperluas kemudian mengadaptasi pabrik-pabrik Negeri Paman Sam yang dimaksud telah ada. Tidak ada solusi yang digunakan cepat atau murah.
Beberapa produsen mobil, seperti Jaguar, Audi kemudian Porsche, tak mempunyai basis dalam Negeri Paman Sam untuk membantu meringankan sebagian beban ini.
S&P berpikir VW dapat mengizinkan Audi menggunakan sarana produksi di dalam Amerika, tetapi JLR tidak ada memiliki mitra untuk membantunya.
Produsen mobil yang dimaksud tidaklah dapat mencegah tarif kemungkinan akan membebankan sebagian, tetapi tiada semua, biaya untuk pelanggan, demikian prediksi para analis.
Baca juga: VW, BMW, Mercedes, Porsche alami risiko kritis pada bawah pimpinan Trump
Baca juga: Reaksi para produsen mobil menghadapi kemenangan Trump sebagai presiden AS
Artikel ini disadur dari Kebijakan tarif Trumpdapat pangkas 17% keuntungan produsen mobil