Profil Francesco “Pecco” Bagnaia

Profil Francesco “Pecco” Bagnaia

Ibukota –

Francesco Bagnaia, pria yang digunakan akrab disapa "Pecco" merupakan atlet sepeda MotoGP dengan syarat Italia yang digunakan telah lama menorehkan prestasi gemilang ke bumi balap motor.

Lahir pada 14 Januari 1997 ke Turin, Italia, Bagnaia ketika ini berubah jadi salah satu peserta balap unggulan pasukan Ducati Lenovo dalam kelas MotoGP.

 
Dengan kemampuan balap yang tersebut mumpuni serta tekad kuat, Bagnaia memulai debutnya ke Moto2 pada 2016, ia menunjukkan kemungkinan besar dengan meraih sebagian podium juga kemenangan. Kerja keras lalu dedikasinya mengantarkannya ke MotoGP pada 2018 kemudian bergabung dengan tim Pramac Racing Ducati.

 

Bagnaia memulai karier balapnya sejak usia muda, bergerak berkompetisi dalam berubah-ubah kompetisi balap junior, yang mana mengantarkannya ke panggung internasional. Ia dikenal dengan gaya balap yang tersebut agresif namun terukur.
 
Kolaborasinya dengan Ducati telah terjadi membuahkan prestasi yang tersebut cukup gemilang. Ingin mengetahui lebih lanjut lanjut tentang profil dan juga karier spektakuler Francesco Bagnaia? Simak ulasannya berikut ini.

Arsip Foto – Pembalap Ducati Lenovo Team Enea Bastianini menyebabkan bendera merah putih usai balapan MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Tanah Air 2023 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Mingguan (15/10/2023). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/nz/am.

 
Profil Francesco Bagnaia
 
Pembalap dengan syarat Italia berusia 27 tahun ini memulai karier balapnya dalam event Minimoto. Bakat Bagnaia mulai terlihat pada saat ia menjuarai Kejuaraan Eropa MiniGP pada 2009.

Kemampuannya yang digunakan impresif membawanya ke level lebih lanjut tinggi, yakni Kejuaraan Mediterania pra-GP 125 sama-sama regu Monlau Competicion pada 2010, di mana ia berhasil finis sebagai runner-up.

 

Setelah itu, Bagnaia naik ke Kejuaraan Spanyol 125cc kemudian tampil gemilang dengan finis ke kedudukan ketiga klasemen akhir pada 2011. Hal yang dimaksud menjadikannya semakin menguatkan reputasinya sebagai peserta balap muda berbakat.
 
Setahun setelahnya pada 2012, tahun yang disebutkan berubah jadi titik penting di kariernya ketika ia bergabung dengan CEV Moto3 serta kembali menunjukkan performa luar biasa, mengakhiri musim di peringkat ketiga klasemen.
 
Prestasi Bagnaia pada CEV Moto3 membuka jalannya menuju Kejuaraan Planet Moto3 pada 2013, bergabung dengan pasukan Italia FMI menggunakan motor Honda Moto3 NSF250R. Meskipun musim pertamanya tidaklah mulus, Bagnaia terus gigih berlatih kemudian mengasah kemampuannya.
 
Kemudian pada 2014, ia bergabung dengan VR46 Riders Academy milik Valentino Rossi, akademi balap yang telah lama melahirkan banyak peserta balap berbakat. Usaha juga dedikasinya kemudian membawanya ke level MotoGP, pada mana ia berhasil meraih penghargaan juara dunia.

 

Pada tahun 2016 berubah jadi titik penting di karier Francesco Bagnaia. Setelah sukses di dalam Moto3, ia naik ke Moto2 sama-sama Sky Racing Team VR46. Meski baru debut di dalam Moto2, Bagnaia tampil impresif dengan sasis Kalex juga mesin Kalex-Honda 600cc.
 
Francesco Bagnaia memulai karier barunya pada musim 2019. Dimana pasca dua musim bersatu Sky Racing Team VR46 ke Moto2, ia bergabung dengan pasukan satelit Ducati, Pramac Racing, untuk berlaga ke MotoGP.
 
Setelah dua tahun, Bagnaia pindah ke Ducati Lenovo Team pada 2021. Usai menunjukkan performa mengesankan sama-sama Pramac Racing, musim yang dimaksud berubah jadi titik penting di kariernya, dalam mana ia dipromosikan untuk bergabung dengan regu pabrikan Ducati.

 

Dengan bergabungnya Bagnaia dengan tim pabrikan Ducati memberikan kesempatan berharga baginya untuk mencapai prestasi lebih banyak tinggi. Tim ini terkenal dengan motor Desmosedici yang dimaksud kompetitif lalu telah dilakukan melahirkan banyak juara dunia.
 
Kolaborasinya dengan Ducati memberikan hasil yang mana luar biasa, khususnya dengan motor Ducati Desmosedici yang mana dikenal memiliki kecepatan kemudian kekuatan luar biasa di dalam jalur lurus. Kombinasi antara skill balap Bagnaia kemudian performa motor yang tersebut kompetitif menjadikannya salah satu pesaing utama pada setiap balapan.
 
Salah satu momen bersejarah di karier Bagnaia adalah kemenangannya pada MotoGP musim 2022. Pada musim itu, ia berhasil mengoleksi poin terbanyak kemudian mengalahkan pesaing kuat seperti Fabio Quartararo serta Marc Marquez.

Ia kembali berubah jadi juara planet pada musim 2023. Gelar juara bola ini berubah menjadi bukti kerja keras juga dedikasi Bagnaia pada mengembangkan kemampuannya di dalam melawan jalur sirkuit.

 
Di luar lintasan, Bagnaia dikenal sebagai pribadi yang rendah hati lalu fokus. Ia banyak mengatakan keluarganya sebagai salah satu sumber motivasi terbesar pada kariernya. Meski sudah pernah meraih banyak kesuksesan, Bagnaia terus menunjukkan komitmen untuk memperbaiki performanya dan juga terus berubah jadi salah satu peserta balap terbaik di dunia.

 

Kini, Bagnaia terus melaju sama-sama Ducati lalu kekal bermetamorfosis menjadi sorotan di setiap seri MotoGP. Dengan usianya yang digunakan masih muda kemudian segudang prestasi yang dimaksud sudah diraih, masa depan Francesco Bagnaia di globus MotoGP tampak semakin cerah.
 

 

Artikel ini disadur dari Profil Francesco “Pecco” Bagnaia

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *