Jakarta – Prabowo Subianto lalu Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan juga Wakil Presiden RI 2024-2025 pada 20 Oktober besok.
Kepemimpinan Prabowo berada di sedang gempuran isu geopolitik. Perang masih terus berlangsung antara negara Israel dengan negara-negara Timur Tengah, begitu juga Rusia dengan Ukraina.
Yang tak kalah pelik adalah ketegangan yang tersebut kian memanas antara Amerika Serikat (AS) serta China. Tanah Air dalam bawah pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) selama ini mempertahankan hubungan baik dengan dua negara tersebut.
Media asing lantas menyorot bagaimana pemerintahan Prabowo akan menjalin hubungan yang tersebut seimbang dengan Negeri Paman Sam kemudian China. Channel News Asia menyebabkan artikel berjudul “Indonesia’s new era: As president, how will Prabowo’s foreign policy navigate Sino-US rivalry?”.
Di dalamnya disebutkan prediksi analis bahwa kebijakan luar negeri Prabowo akan berkisar pada pemeliharaan hubungan dengan dua negara perekonomian terbesar di dalam dunia.
Sejak mengungguli pemilihan umum pada Februari lalu, Prabowo sudah melakukan sekitar 20 perjalanan ke luar negeri.
Perjalanan pertamanya adalah ke China pada akhir Maret, kemudian para analis menyatakan ini merupakan sinyal bahwa ia memandang China sebagai negara yang digunakan sangat penting.
Para analis mengungkapkan untuk CNA bahwa Prabowo akan berupaya sebaik mungkin saja untuk terus menjalankan kebijakan luar negeri Indonesi yang mana non-blok dengan menyimpan hubungan harmonis dengan Amerika Serikat lalu memohon negara yang dimaksud untuk bergabung dengan Indonesi Morowali Industrial Park (IMIP) di dalam Fatufia.
IMIP merupakan kawasan bidang dengan 90.000 pekerja lalu 56 tenant, yang tersebut pada waktu ini mayoritas berasal dari perusahaan China. Di area tersebut, pemerintah juga menyasar pembangunan ekonomi dari raksasa AS, Tesla.
“Tetapi kita juga harus meningkatkan kapasitas kita. Jika tidak, kita tidaklah akan mempunyai pengaruh apa pun terhadap negara-negara besar,” kata Lina Alexandra, pakar hubungan internasional dari lembaga think tank Center for Strategic and International Studies (CSIS).
Namun, akan ada perbedaan pada pendekatan kebijakan luar negeri Prabowo dari Jokowi, kata para analis.
Lina mengemukakan bahwa Prabowo akan lebih besar blak-blakan juga blak-blakan jikalau muncul masalah.
“Saya pikir Pak Prabowo sanggup sangat vokal serta blak-blakan apabila kita punya permasalahan dengan China, misalnya,” katanya.
Prabowo juga dikatakan akan bergantung pada lingkaran orang-orang dekatnya saat menciptakan kebijakan terkait kebijakan luar negeri.
“Kalau kita bicara urusan politik luar negeri, tiada semata-mata bergantung pada presiden,” kata Broto Wardoyo, dosen Universitas Indonesi dengan spesialisasi hubungan internasional.
“Pak Prabowo punya lingkaran dalam, dan juga merek punya pandangan berbeda.”
Broto menggambarkan Hashim Djojohadikusumo yang merupakan adik laki-laki lalu pendatang kepercayaan Prabowo. Ia berfokus pada cara mengembangkan perekonomian Indonesia.
Sementara pembantu militer terpercaya Prabowo terpilih lainnya banyak menggembar-gemborkan perlunya pertahanan yang dimaksud kuat.
Para pembantu yang disebutkan satu di antaranya Purnawirawan Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin, yang ketika ini menjabat sebagai asisten khusus Prabowo untuk manajemen pertahanan. Sjafrie adalah teman lama Prabowo serta keduanya pernah bersekolah pada akademi militer yang digunakan sama.
“Kalau bicara penguatan pertahanan, secara realistis Negara Indonesia membutuhkan Amerika Serikat untuk merawat stabilitas kawasan, sehingga (Indonesia akan) condong ke AS,” kata Broto.
“Tetapi kalau kita bicara perekonomian, pertanyaannya adalah siapa yang mana dapat menjadi mitra terbaik bagi Indonesia? Dalam konteks ini, China tentu sekadar akan berubah menjadi mitra terpenting bagi Indonesia.”
Prabowo harus mengatasi prioritas-prioritas yang mana saling bertentangan ini juga menjalin hubungan yang kuat dengan keduanya sebagai presiden.
“Dia akan mencoba mengarahkan kepentingan antara kedua negara tetapi pada isu yang mana berbeda. Jadi ini yang harus ia pertimbangkan,” kata Broto.
Berbisnis dengan China serta AS
China menjadi salah satu mitra dagang terbesar Negara Indonesia pada beberapa tahun terakhir.
IMIP misalnya didukung oleh perusahaan-perusahaan besar China seperti Shanghai Decent Investment, anak perusahaan dari salah satu produsen baja tahan karat terbesar ke dunia, Tsingshan.
Perusahaan menyatakan akan senang apabila perusahaan Amerika Serikat bisa saja berubah jadi penyewa pada kompleks industrinya. Selain penyewa Tanah Air juga China, tempat ini juga menjadi rumah bagi perusahaan dari Australia, Jepang, lalu India.
“IMIP setiap saat terbuka untuk perusahaan dari berubah-ubah latar belakang, diantaranya perusahaan multinasional seperti Tesla,” kata direktur komunikasi perusahaan, Emilia Bassar, diambil dari CNA.
Namun, Menteri Penanaman Modal Rosan Roeslani menyatakan terhadap parlemen pada tanggal 3 September bahwa Tesla belum berinvestasi dalam Indonesi dikarenakan masih menggunakan material bakar fosil.
“Saya kebetulan terlibat segera di pembicaraan dengan Tesla. Salah satu alasan merekan mengalihkan investasinya ke kami dikarenakan merek bilang sebagai (produsen) kendaraan listrik pasti ingin semuanya bersih,” kata Rosan.
“Kalau mereka itu beroperasi dalam kawasan bidang kita tapi energi kita masih dari materi bakar fosil seperti batu bara, itu tidaklah sejalan dengan visi mereka.”
Abdul Kadir Jaelani, 34, pribadi pekerja ke IMIP, menyatakan untuk CNA bahwa ada kesulitan lain, seperti situasi kerja yang tersebut bukan aman bagi karyawan tertentu.
AS memiliki standar yang dimaksud besar di melakukan bisnis, sementara fokus China adalah menciptakan keuntungan, kata Prof Angel Damayanti, pakar hubungan internasional lalu pertahanan dari Universitas Kristen Indonesia dalam Jakarta.
Oleh dikarenakan itu, menurutnya menawan penanam modal Amerika untuk berinvestasi di dalam Indonesi lebih besar sulit.
“AS miliki kondisi lalu ketentuan kebijakan pemerintah tertentu pada saat ingin berbisnis,” kata Angel, mengutip isu-isu seperti hak asasi manusia atau proteksi lingkungan.
“China tiada miliki banyak prasyarat dan juga ketentuan. Ini adalah hanya sekali berbicara tentang perekonomian; berapa untung kemudian ruginya? Jadi terkesan lebih tinggi fleksibel, padahal pada akhirnya ada prasyarat juga ketentuan tertentu juga, misalnya harus ada pekerja China yang digunakan terlibat (dalam proyek tertentu) atau komponen bakunya harus dari China, juga lain-lain.”
Lina berpendapat bahwa Prabowo akan mampu menyeimbangkan China dan juga Amerika Serikat dengan baik lantaran ia membutuhkan kedua negara tersebut. Tanah Air membutuhkan China dalam sektor industri juga Amerika untuk mengembangkan lapangan usaha pertahanan serta meningkatkan kemampuan militernya.
“Jadi beliau [Prabowo[ akan terus mencoba menyimpan hubungan baik dengan China serta AS,” kata Lina.
Next Article 7 Sosok Mengejutkan Dipanggil Prabowo Jadi Calon Menteri & Wamen
Artikel ini disadur dari Media Asing Sorot Pemerintahan Prabowo di Tengah Panas China-AS